Kamis, 03 November 2011

Masyarakat Perkotaan Dan Pedesaan


a. Masyarakat desa
Masyarakat desa memiliki hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam dibandingkan masyarakat kota. Biasanya mereka hidup berkelompok dan mayoritas bermata pencaharian petani. Pekerjaan di luar pertanian hanya sekedar sampingan, meskipun ada pula sebagian kecil yang berstatus pegawai negeri, TNI, POLRI, maupun karyawan swasta, namun persentasenya relatif kecil.
Kepala desa, tokoh masyarakat dan golongan kaum tua lebih dominant berpengaruh dan memegang peranan penting sera menjadi tokoh panutan bagi warga setempat san keputusan – keputusannya sangat mengikat bahkan telah dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari – hari dan menjadi adat setempat.
Rasa persatuan sangat kuat san menimbulkan saling kenal mengenal dan saling tolong menolong atau gotong royong dalam segala hal. Alat komunikasi sangat kurang sehingga komunikasi yang berkembang cenderung sangat sederhana bahkan desas – desus, kasak – kusuk masih menjadi kebiasaan dan sangat cepat diterima oleh masyarakat, meskipun hal itu biasanya dilakukan pasa hal-hal yang mengarah negatif.
b. Masyarakat Kota
Kehidupan masyarakat kota, cenderung mengarah individual dan kurang mengenal antara
warga yang satu dengan lainnya meskipun tempat tinggalnya berdekatan. Rasa persatuan
tolong menolong dan gotong royong mulai pudar dan kepedulian social cenderung  berkurang.

c. Perbedaan masyarakat desa dan masyarakat kota
Perbedaan masyarakat kota dengan masyarakat desa adalah sebagai berikut :
1) Masyarakat kota memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.Terdapat spesialisasi dari variasi pekerjaan.
b.Penduduknya padat dan bersifat heterogen.
c.Norma-norma yang berlaku tidak terlalu mengikat.
d.Kurangnya kontrol sosial dari masyarakat karena sifat gotong royong mulai menrun.
2) Masyarakat desa memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.Jumlah penduduk tidak terlalu padat dan bersifat homogen.
b.Kontrol sosial masih tinggi.
c.Sifat gotong royong masih kuat; dan
d.Sifat kekeluargaannya masih ada.
Pertentangan Sosial, Prasangka, Ethnocentrisme Integrasi Masyarakat.
Pertentangan Sosial
Manusia sebagai mahluk Individu kehidupan selalu tidak terlepas dari masyarakatnya. Manusia yang berbudaya tercipta dan berkembang sebagai perwujutan kehidupan individu tersebut dalam bermasyarakat. Ada 4 faktor yang membentuk sikap mental dan kehidupan manusia yaitu :
1. Keturunan atau faktor warisan biologis
2. Kebudayaan atau faktor warisan social.
3. Lingkungan atau faktor geografis.
4. Faktor kelompok masyarakat.
Dari empat faktor diatas terlihat bahwa pembentukan kepribadian individu tersebut juga memerlukan keterampilan dari individu tersebut untuk mengolah potensi yang ada pada diri individu tersebut untuk ditransformasikan dalam kehidupan sekitarnya (masyarakat).
Tidak jarang dalam bermasyarakat timbul pertentangan antara kepentingan- kepentingan individu dengan kelompoknya tersebut yang dalam hal tersebut menimbulkan perubahan-perubahan.
Konflik dimulai dengan pertentangan-pertentangan yang bersifat ideologis dan kemungkinan akan berakhir pada saat salah satu pihak memaksakan pengertian mereka tentang moral maupun suatu harapan yang diikuti dengan kesadaran bahwa salah satu diantaranya telah berbuat kekeliruan.
Ilmu Pengetahuan Teknologi Dan Kemiskinan.
=> Teknologi Merupakan penerapan ilmu pengetahuan untuk perwujutan sesuatu.
=> Kemiskinan adalah salah satu bentuk problema yang muncul dalam kehidupan
masyarakat (miskin dalam segi materi)
Teknologi berkembang begitu pesat, tentu saja akan berdampak positif dan
negative antara lain :
1. Teknologi menunjang kelancaran kinerja manusia.
2. Untuk dampak negatifnya, Human skill sangat bergantung pada teknologi.
Contoh : Para akuntan sangat bergantung pada pemanfaatan teknologi untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Teknologi yang berkembang tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal dan merata oleh semua kalangan karena teknologi membutuhkan biaya dalam pengunaannya. Dengan demikian masyarakat miskin perkotaan, pinggir kota dan pedesaan akan sangat sulit untuk mengimbangi perkembangan teknologi. Pendidikan juga merupakan factor yang menyebabkan masyarakat miskin tidak dapat menikmati teknologi.
Kesulitan meguasai IPTEK semakin mempersulit masyarakat miskin untuk bersaing dalam dunia kerja, yang pada kualitasnya sangat menuntut kemampuan penggunaan teknologi.
Berikut ini adalah pernyataan Emil Salim, dikutip dari situs internet “Emil menyebutkan kenyataan yang menunjukan bahwa kemajuan teknologi ternyata hanya dinikmati oleh 30% dari penduduk dunia. Kemiskinan tetap terkonsentrasi dibenua afrika. Tentu saja karena IPTEK dan perkembangannya yang tidak merata”.
Dengan demikian masyarakat miskin akan tetap seperti mata rantai yang tidak putus dalam belenggu kemiskinan jika lapangan pekerjaan di monopoli oleh teknologi yang tidak dapat dikuasai oleh masyarakat miskin karana teknologi mahal dalam kemasannya.



Nama: Nur Komala Sari Wardani
Kelas: 5 KA 25
NPM: 17110365

Tidak ada komentar:

Posting Komentar